- Keasaman
Atom
hidrogen (H) pada
gugus karboksil (−COOH) dalam
asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H
+ (
proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah
monoprotik dengan nilai pK
a=4.8. Basa konjugasinya adalah
asetat (CH
3COO
−). Sebuah larutan 1.0
M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki
pH sekitar 2.4.
- Dimer siklis
Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen.
Struktur
kristal asam asetat menunjukkan bahwa
molekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk
dimer yang dihubungkan oleh
ikatan hidrogen.
[3] Dimer juga dapat dideteksi pada
uap bersuhu 120
°C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni.
[4] Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya
air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0–66.0 kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol
–1 K
–1.
[5] Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
- Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti
air dan
etanol. Asam asetat memiliki
konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik
senyawa polar seperi
garam anorganik dan
gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan
unsur-unsur seperti
sulfur dan
iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan
pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air,
kloroform dan
heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.
- Reaksi-reaksi kimia
Asam asetat bersifat
korosif terhadap banyak
logam seperti
besi,
magnesium, dan
seng, membentuk gas
hidrogen dan garam-garam asetat (disebut
logam asetat). Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu
basa yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (
Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah
kromium (II) asetat. Contoh reaksi pembentukan garam asetat:
- Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
- NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan
aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam asetat diangkut dengan tangki-tangki aluminium.
Dua reaksi organik tipikal dari asam asetat
Asam asetat mengalami
reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan garam asetat bila bereaksi dengan
alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau bikarbonat. Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan
etanol melalui reduksi, pembentukan
turunan asam karboksilat seperti
asetil klorida atau
anhidrida asetat melalui
substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua molekul asam asetat.
Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi
esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan
amida. Pada suhu 440 °C, asam asetat terurai menjadi
metana dan karbon dioksida, atau
ketena dan air.
- Deteksi
Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. Selain itu, garam-garam dari asam asetat bereaksi dengan larutan
besi(III) klorida, yang menghasilkan warna merah pekat yang hilang bila larutan diasamkan. Garam-garam asetat bila dipanaskan dengan arsenik trioksida (AsO
3) membentuk kakodil oksida ((CH
3)
2As-O-As(CH
3)
2), yang mudah dikenali dengan
baunya yang tidak menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar